Hasil Pileg 2014 dan #SotoyPolitik

Me at SotoyPolitikSetelah pileg kemarin, tentu saja banyak yang kaget. Hasil tidak seperti yang diperkirakan. Semua pada tepok jidat terpana. Ternyata tokoh yang diidolakan tak membuat partainya turut menjadi idola. Tak sedikit yang mengatakan rakyat Indonesia sudah mulai rasional, sudah mulai cerdas, nggak bodo-bodo amat. Di #SotoyPolitik, 17 April 2014 kemarin, berkumpulah anak muda membahas pandangannya mengenai politik Indonesia, khususnya hasil pileg 2014. Kami berkumpul di sebuah kafe di Jakarta sambil kopi darat, makan, minum, dan bercanda. Dengan gaya seperti dalam acara Indonesia Lawyers Club TV One, acara ini mempersilahkan semua tamu untuk berpendapat. Seperti kebanyakan pendapat di luar, dalam acara tersebut juga banyak yang mengungkapkan bahwa rakyat Indonesia sudah nggak bodo-bodo amat. Bahwa rakyat Indonesia sudah mulai cerdas dan bijak. Maka dalam kesempatan di acara itu, saya katakan saya kurang setuju jika dikatakan rakyat Indonesia nggak bodo-bodo amat. Walau bukan juga berarti bodo. Tapi menurut saya rakyat Indonesia masih kurang bijak, masih kurang mengingat sejarah.

Hasil pileg 2014 yang menempatkan Partai Golkar di posisi kedua menunjukkan rakyat melupakan bagaimana dahulu Partai Golkar memperlakukan rakyat Indonesia. Dahulu rakyat harus memilih Partai Golkar karena beberapa alasan menyedihkan. Karena takut memilih partai lain selain Partai Golkar atau karena pesimis, memilih partai lain pun yang menang juga akan tetap Partai Golkar. Bahkan di jaman Orde Baru, jaman Golkar, tak mungkin ada segerombolan anak muda berani berkumpul dan dengan bebas berpendapat mengenai pandangan politiknya seperti di #SotoyPolitik kemarin.

Lalu di jaman bebas berpendapat dan berpolitik seperti sekarang, kenapa masih banyak yang memilih Partai Golkar? Kenapa tidak takut pada resiko kembali ke jaman dibungkam? Apakah karena masih banyak yang mengira harus memilih Partai Golkar? Saya  membaca sebuah status Facebook teman ibu saya, bahwa pembantu rumah tangganya mengatakan ia akan memilih Golkar karena itu yang diutus oleh kepala desanya. Apakah hal ini masih banyak terjadi? Jika ya, rakyat masih belum pintar, masih kurang informasi. Atau apakah karena rakyat banyak yang tidak tau masa lalu Partai Golkar? Pemilih muda yang belum pernah merasakan jaman Golkar, mengira jaman Golkar lebih baik dari sekarang? Atau yang terakhir, apakah karena rakyat sudah melupakan dan bahkan memaafkan perbuatan Partai Golkar? Jika ya, kenapa tidak memaafkan partai baru yang terkenal korup, misal PKS atau Demokrat? Kenapa banyak mantan pemilih PKS dan Demokrat berbalik badan dan cenderung memilih partai lainnya? Apakah karena kesalahan kedua partai itu baru saja terjadi sehingga rakyat belum melupakannya? Semua kemungkinan tersebut sangat menyedihkan.

Berbeda dengan pendapat ibu saya. Menurutnya hasil kemarin justru menunjukkan rakyat Indonesia mengikuti informasi. Seperti tahun 2004 lalu, pileg dimenangkan oleh Demokrat dan PKS setelah banyak informasi baik mengenai mereka. Setelah itu Demokrat dan PKS terbukti melakukan berbagai penyelewengan yang merugikan negara. Rakyat mulai meninggalkan mereka dan cenderung memilih PDIP setelah PDIP banyak melakukan tindakan berani. Menurut ibu saya, perubahan pilihan rakyat Indonesia yang drastis ini menunjukkan sebagian besar dari mereka telah mengikuti informasi dan tidak buta politik. Saya setuju. Namun walaupun begitu, urutan kedua tetap Golkar. Apakah rakyat mengikuti informasi namun secara bersamaan melupakan sejarah?

Saya tidak pernah pesimis dengan Indonesia. Bagi saya, Indonesia selalu melangkah lebih maju dan lebih baik. Selalu. Namun jika mengatakan rakyat sudah rasional dan nggak bodo-bodo amat, kok saya rasa masih jauh dari itu. Sebuah tugas yang cukup besar bagi kita semua untuk saling mengingatkan: jangan sekalipun melupakan sejarah. Mari kita saling menyemangati untuk menggali lebih dalam segala informasi mengenai semua calon pemimpin dan wakil kita. Lalu pilih yang terbaik, yang tidak memiliki masa lalu kelam kepada rakyatnya.

PS: #SotoyPolitik akan diadakan kembali. Jika tertarik ikut, tunggu saja kabar terbarunya di @ProvocActive. (: